Galaxy Note vs iPhone | Guntur Gozali

ipungproseo

[ad_1]

Haizzz… topik ini lagiiii… ini lagiiii… ga habis2nya… tiap tahun selalu topik ini yang jadi bahan pembicaraan … ya kan pembaca? :). Rasanya hampir setiap tahun seluruh media beramai-ramai membandingkan kedua smartphone canggih ini… lagi dan lagi… tapi kok ya topik ini selalu hot dibahas ya…

Saya sebenarnya juga sudah tidak terlalu semangat mengulas topik ini, apalagi setelah 8 bulan menikmati libur menulis, rasanya nikmat sekali bisa browsing dan nonton TV, ditambah pula jari2 tangan saya rasanya sudah mulai kaku untuk diajak mengetik lagi.

Tapi sejak dua minggu lalu, ketika Samsung nge-blast email pengumuman launching Galaxy Note 9, teman2 dan beberapa pembaca mulai lagi menanyakan ke saya kudu beli Note 9 atau nunggu iPhone terbaru yang issuenya akan segera diluncurkan juga. Beberapa teman saya ternyata masih bertahan dengan Galaxy Note 5, bahkan ada yang masih menggunakan Note 4.

Namun kalau hanya alasan ini saja rasanya juga tidak akan membuat saya tergerak memulai menulis lagi. Yang membuat saya mulai mengetik lagi adalah gara2 dua orang sobat saya beradu mulut cukup panas, hanya gara2 yang satu membela Note, yang satunya lagi menjagokan iPhone… wkwkwk… lucuuu… lucuuu… 🙂

Awalnya sederhana, salah satu teman menanyakan ke saya sekarang ini menggunakan HP apa? Saya meletakkan di meja dua ponsel yang selalu menemani saya, yakni Note 8 dan iPhone X. Kemudian teman saya satunya langsung nyletuk: “Lehhh… Lu ngapain pakai Note 8, enakan mah pakai iPhone. Apa karena lu dibayar Samsung ?” katanya nyinyir :). Saya hanya nyengir mendengar sindirian dia… hihihi… Dia rupanya masih inget aja saya pernah jadi bintang dadakan iklan Galaxy Note 5 (silakan baca pengalaman tak terlupakan saya di link ini https://gunturgozali.com/2015/09/27/an-unimaginable-experience-in-my-life/).

Eh belum sempat saya menjawab komentar dia, teman saya yang lain, yang juga pakai Note menyahut: ”Menurut gw sih canggihan Note lah daripada iPhone. Enak ada S Pen nya… bla… bla… bla…”. Eh gak nyangka si temen saya pertama gak terima lho, terus… ya begitulah… mereka mulai berdebat mana yg lebih hebat… bwakakak… mirip anak kecil yg rebutan permen… (Sorry ya guys, kalau kalian membaca tulisan saya ini… tapi emang sih, kalian mirip sinyo rebutan permen … wkwkwkwk…)

Berkali-kali saya diminta mengeluarkan pendapat, tapi saya gak mau. Lha daripada tambah rame, mending nonton mereka ribut… bwahaha… Lagian kalau sudah seperti itu percuma juga ditengahi. Dua2nya hanya menggunakan salah satu merek handphone, tidak menggunakan kedua2nya. Jadi sudut pandangnya ya hanya dari satu sisi saja.

Saya kemudian memutuskan menuliskan ini karena saya pikir tentu banyak yang galau menentukan pilihan dari kedua ponsel gahar ini. Saya sendiripun rasanya akan bingung kalau HANYA boleh memilih SATU dari kedua ponsel super ini.

Puji Tuhan, saya cukup beruntung karena sejak Note dan iPhone pertama kali diluncurkan, saya diperkenankan oleh MenKeu alias istri saya untuk menggunakan keduanya, sehingga saya tidak harus memilih :).

Hasil koleksi bertahun2… :)… hanya Note 4 yang tewas dan Note 7 yang pecah, selain itu semuanya berfungsi sempurna…

Note 1 - 9

Saya sungguh mencintai keduanya… makanya tiap hari.. dari pagi sampai malam selalu saya elus2… jiahhhh…

Saya menggunakan keduanya di dalam kehidupan keseharian saya. Hampir sama rata, tetapi tentu ada yg lebih sering saya gunakan… yang manakah itu? Mari silakan lanjut…

Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak memihak ke salah satu brand. Saya nyatakan bahwa saya tidak dibayar sepeserpun oleh salah satu dari kedua brand tersebut, namun melulu hanya karena ingin share saja.

Saya pernah dicap sebagai Apple Fanboy ketika masih jamannya Steve Jobs, juga pernah dituduh sebagai Samsung Fanboy, apalagi setelah saya menjadi bintang iklan dadakan GalNot 5 itu. Namun sesungguhnya saya bukan siapa2 kok… Saya ini fanboynya the most innovative technology, apapun juga itu brandnya ;). Pokok e yang paling ciamik dan uapikkk yang akan saya puja dan puji. Sebenarnya banyak pilihan brand handphone papan atas lainnya, hanya kebetulan saja brand yang sempat saya ikuti adalah Samsung dan Apple.

Saat ini beberapa pemain diluar Apple dan Samsung telah meluncurkan ponsel2 yang juga luar biasa canggih, seperti Xiaomi dan Huawei yang meluncurkan type2 dengan spesifikasi high end dan kecanggihan hardware dan software luar biasa. Namun saya belum memiliki bandwidth untuk mereview merek2 ini karena keterbatasan waktu dan dana… kecuali Xioami dan Huawei bersedia mensuplai ponsel tercanggihnya… hihihi…

Bahasan saya ini tidak mengulas mengenai spesifikasi hardware secara mendalam, pembaca bisa dengan mudah mencarinya di dunia maya. Saya lebih tertarik membahas User Experience saya selama menggunakan kedua ponsel dewa ini. Oleh karena itu mungkin bisa dikatakan tulisan ini merupakan opini pribadi saya, alias review sesuka hati … xixixi…

Ok, mari kita mulai pembahasan mengenai pilih mana antara Note dengan iPhone.

Untuk ulasan ini saya akan memakai pengalaman saya menggunakan hampir seluruh seri Galaxy Note dan juga iPhone, terutama dua terakhir yaitu Note 7 dan Note 8, serta iPhone 7+ dan iPhone X.

Sekilas Galaxy Note 7

Pembaca yg jeli tentu bertanya-tanya… Gak salah tulis tuh, Note 7? Galaxy Note TUJUH yang super beken itu??? Ponsel paling popular sepanjang masa itu???? Yang bisa boom itu???? Wkwkwk…

Iya, bener, gak salah, Note 7. Satu2nya type ponsel yang paling popular sepanjang sejarah, karena diberitakan oleh seluruh media massa seluruh dunia… akibat beberapa unit yg meledak itu.

Saya menggunakan Note 7 dari awal launching hingga muncul penerusnya Galaxy Note 8.

Kok bisa??? Bukannya ditarik paksa dari market?

Hehehe… iya memang benar… product ini dianggap gagal total sehingga membuat Samsung menghentikan pre-ordernya di Indonesia. Saya dan jutaan pengguna Note benar2 kecewa ketika itu, karena sudah menunggu lama untuk mengganti Note 5 yang sejak peluncurannya ternyata sangat mengecewakan. Bukan karena performance, tetapi karena kegilaan Samsung hanya meluncurkan versi 32GB di Indonesia. Akibatnya, selama setahun lebih mirip hidup di ruangan 1 x 2 m, gak bisa gerak sama sekali. Sedikit2 memory full… memory full… erghhhh…

Penantian peluncuran Note 7 adalah penantian yang paling menjengkelkan karena sejak pengumuman peluncuran hingga pengumuman pembatalan beritanya selalu ajrut2an, simpang siur antara jadi diluncurkan atau dibatalkan.

Namun akhirnya karena pertimbangan keselamatan, peluncuran seluruh dunia dibatalkan juga. Dan keputusan pembatalan ini malah membuat saya dan teman saya semakin penasaran dan akhirnya memutuskan untuk memburunya di black market . Setelah beberapa hari mencari sana sini, akhirnya kami memperolehnya dari salah satu pedagang ponsel di Batam melalui salah satu situs jual beli.

Pada awal saya menggunakan ponsel idaman ini, terus terang saya ngeri juga kalau sampai ‘mbleduk’. Jadi untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan, kalau malam, saya men-chargenya di tengah2 ruang keluarga saya, jauh dari semua perabot . Dan saya juga tidak berani mengantongi HP ini, meskipun beberapa kali tetap kelupaan juga :).

Samsung tidak berhenti hanya membatalkan penjualan Note 7 di seluruh dunia, bahkan bergerak lebih jauh lagi dengan menarik seluruh Note 7 dari peredaran, dengan menukarkan dengan voucher atau seri Samsung yang lain.

Himbauan demi himbauan diiklankan secara gencar. Satu persatu maskapai penerbangan mulai mengambil tindakan dengan melarang pengguna Note 7 menghidupkan HP nya, hingga kemudian melarang HP ini dibawa masuk ke pesawat… benar2 kejam…

Sq

 

garuda

Namun himbauan Samsung ini tidak seluruhnya berhasil, sebagian pengguna yang merasakan performancenya tidak mau mengembalikan, sehingga Samsung mulai membatasi pengisian battery hanya 80% dari kapasitas maksimumnya melalui update O/S. Hal ini cukup membuat pengguna yang tadinya sangat happy dengan kapasitas pengisian Samsung menjadi tidak nyaman dan mengembalikannya.

Tetapi meskipun demikian, tetap saja ada orang2 pada tidak mau mengembalikannya, termasuk saya :). Karena pada saat itu, memang Note 7 selain paling kuat batterynya juga enak sekali penggunaannya. Malah menurut hemat saya hingga saat ini, Note 7 adalah Note paling bagus yang pernah saya pakai.

Samsung semakin gencar mempublikasikan pengumuman untuk penukaran Note 7.

Namun alih2 mengembalikannya, sekumpulan penggila Note 7 malah membentuk komunitas dengan nama Note 7 Rebels… wkwkwk… Mereka bersikukuh tidak mau mengembalikan Note 7 karena beranggapan bahwa ledakan yang terjadi adalah karena kecelakaan, bukan karena kesalahan teknis yang mereka yakini tidak akan terjadi kembali.

Tidak lama setelah Samsung mengeluarkan update O/S yang membatasi pengisian battery hanya 80% itu, komunitas Note 7 Rebels malah mengeluarkan O/S jailbrake yg bisa mengembalikan pengisian battery menjadi 100% kembali… wkwkwk… Seru ya… seperti polisi lawan maling…

Usaha ini tentu saja diketahui Samsung, dan kemudian Samsungpun mengeluarkan jurus pamungkasnya dengan melakukan auto update O/S lebih drastic lagi, yakni dengan membatasi pengisian battery maximum hanya sekali untuk yang terakhir kali. Jadi apabila O/S Note 7 kita terupdate secara otomatis, maka kita hanya memiliki satu kesempatan terakhir untuk mengisi battery, untuk memberikan kesempatan kita mentransfer ke HP lain atau membackup data. Setelah battery habis, satu2nya cara adalah menukarnnya dengan voucher atau type lain.

Saya ketika itu sebenarnya sudah mematikan fasilitas auto update. Berkali-kali Samsung menawarkan auto update selalu saya tolak. Namun satu hari saya lupa, ketika ada tawaran auto update, langsung saya terima… click… ting ting ting OS terupdate… saya sadar… tapi terlambat… blaikkkk… langsung deh muncul peringatan bahwa ini adalah hari terakhir hidup Anda… eh Note 7 Anda… wkwkwk…

samsungdeadpenalty

Saya kaget sekali karena saya memang tidak berniat mengembalikannya.

Akan tetapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Saya tidak bisa mendowngrade O/S saya. Satu2nya cara adalah membackup atau… coba lagi cari jailbrake-annya… wkwkwk… Errrghhh… gara2 lupa matiin auto update…

Setelah itu mulailah detik2 kematian Note 7 dimulai. Saya mencoba men-charge menggunakan berbagai cara, tidak berhasil, restart beberapa kali juga gagal, malah battery semakin berkurang. Setelah berkali-kali mencoba menaikkan power battery, akhirnya saya menyerah dan mulai mencari obat penawarnya..

Saya mencari-cari melalui Google, tidak ketemu. Saya sudah hampir pasrah, ketika teman kantor yang jago jailbreak akhirnya menemukan setitik sinar di kegelapan… wkwk… Tetapi kami tidak menemukan review pembaca yang telah melakukannya. Jadi benar resiko ditanggung penumpang.

Percobaan pertama gagal, O/S jailbreak tidak berhasil menawarkan racun yang disuntikkan Samsung. Power battery turun dengan cepat.

Kami mencoba mencari jailbreak-an lagi, coba lagi… ding ding ding… eh sepertinya berhasil… tunggu bentar restart… wir wir wir… blank screen… restart lagi… ehhhh gagal lagi…

Cari lagi…

Power turun lagi…

Kami mencari2 lagi, dapat lagi, coba lagi, gagal lagi… battery semakin menipis.

Terakhir ketika power tinggal 37%, teman saya menemukan jailbreak an dari Vietnam. Hmmm… saya agak ragu2 juga, apa bisa ya. Pilihan bagi saya adalah menggunakan sisa 37% membackup data atau mencoba sekali lagi. Kalau gagal, maka power tersisa gak akan cukup untuk digunakan membackup data.

Lama juga saya menimbang2 mau terus mencoba atau segera membackup semua data saya saja?

Setelah berpikir2 beberapa saat, akhirnya saya nekat mencoba sekali lagi… prosesnya benar2 bikin perut mules karena lama… namun setelah direstart… wir wir wir… ding ding ding… dag dig dug serrr…. wkwkwk… akhirnya… SUKSESSSS!!!!!

Beneran berhasil… gilak… thriller beneran dah…

Saya coba2 merestart, menancapkan battery, meskipun perlu waktu lebih lama, akan tetapi berhasil… Benar2 hidup kembali… bwahahaha….

Sejak saat itu saya menggunakan Note 7 hingga muncul Note 8 sebagai penggantinya. Hanya sayang Note 7 saya terjatuh ketika di US, hingga displaynya cacat seperti berikut:

Broken Note 7

Sedih ya… saya sudah keliling mencari cara bagaimana memperbaikinya tetapi tidak ada yang bisa… hiksss… Jika ada pembaca yang bisa membantu saya memperbaiki screennya, saya akan berterima kasihhh sekali…

Itulah cerita kenapa saya menggunakan juga Note 7 sebagai referensi.

Pilih Note atawa iPhone…

Ok sekarang balik ke laptop, balik ke pertanyaan pilih mana antara Note dan iPhone…

Sejujurnya untuk memilih antara Note atau iPhone gak perlu pembaca membaca tulisan saya sepanjang ini… bwakakak… mudah sekali kok memilih salah satu dari kedua ponsel ini, tinggal melihat kebutuhan kita sehari-hari saja. Tapi kalau hal ini saya tulis di depan kan jadi gak seru ya… hihihi…

OK… jadi bagaimana cara memilihnya…

Tinggal nanya ke diri sendiri: Apakah pembaca banyak membuat catatan atau coret2? Apakah kerjaannya ada hubungan dengan design, melukis, cari inspirasi ? Jika iya, sudah jelas pilihannya Note… karena iPhone tidak dilengkapi dengan Pen Stylus. Meskipun kita bisa mencoret2 pakai jari, namun kalau bicara urusan kenyamanan, kemudahan dan kepresisian, tidak bisa lawan deh…

Hehehe.. gitu doang cara milihnya… gampilll…

Akan tetapi, tidak suka coret2, dan relative tidak mau ribet, maka iPhone pilihannya.

Namun bagaimana jika tidak ada preferensi apa2, tapi lagi pingin ganti ponsel terbaru?

Saya sih lebih memilih… Note…

“Haaaaa… ketahuan… beneran kan… memihak…”, mungkin itu komentar temen2…

Hihihi… Jangan protes dulu ya… sabar… sabarrr…

Ini pertimbangan saya kenapa kok saya lebih prefer Note over iPhone.

Pertama: Innovation

Saya suka sesuatu yang innovative, sesuatu yang dulu dimiliki produk2 Apple pada jamannya Steve Jobs, baik secara hardware maupun software/aplikasi.

Namun belakangan, menurut hemat saya, produk2 Apple lebih bermain aman dengan perubahan2 yang tidak terlalu significant antara satu dengan lainnya. Coba aja pembaca perhatikan design iPhone dari pertama kali release hingga iPhone X, baik hardware maupun softwarenya.

Sedangkan Samsung sangat berani berinovasi, pertama dengan menjadi yang pertama meluncurkan layar lebar, yang pertama meluncurkan S Pen, yang pertama menggunakan satu sisi layar lengkung di Note Edge, dan yang pertama meluncurkan dua sisi layar lengkung alias infinity display.

Perubahan2 ini bagi saya sangat mengasyikkan, sedangkan Apple seperti berhenti berinovasi setelah meninggalnya Steve Jobs. Tidak ada lagi kejutan2 yang saya tunggu, apalagi sebelum launching bocoran2nya sudah dimana2.

Kedua: Dual SIM atau SIM + External Storage

Note versi Asia (correct me if I’m wrong), memiliki fitur dual SIM. Fitur ini sebenarnya sudah lama ada di ponsel2 produksi China yang berharga murah, tetapi jarang sekali ditemukan di ponsel papan atas.

Note 5 adalah, seingat saya, Note pertama yang memiliki fitur ini. Pertama kali menerima dan mengetahui fitur ini, saya hampir tidak percaya. Ternyata ada juga ponsel kelas atas memiliki fitur ini. Slot dual SIM di Note ini, jika tidak dimanfaatkan bisa diganti dengan external SD Card untuk menambah kapasitas penyimpanan. Jadi kita bisa memilih menggunakan 2 SIM, atau tetap 1 SIM dan tambahan external storage.

Bagi pembaca yang gemar membeli ponsel dari US harap memperhatikan hal ini. Saya sendiri tidak ‘ngeh’ kalau US Version tidak memiliki fitur dual SIM ini hingga ketika saya melepas SIM Card saya di depan dia. Dia heran kok ada 2 SIM Card nancap di Note saya. Giliran saya yang bingung kok dia punya tidak ada fitur itu.

Setelah kami lepas casing SIM Cardnya, ternyata beda…

comparison_note_simslot

Secara sekilas, casing SIM cardnya tampak sama kan?. Namun setelah dilihat secara teliti ternyata berbeda. Pada casing untuk versi Asia (yang kanan), ada celah sangat kecil yang memungkinkan kita untuk memuat SIM Card kedua (di posisi yang saya beri tanda titik2 kuning itu). Sedangkan versi US tidak ada.

Nah fitur Dual SIM atau SIM plus External SD ini yang tidak ada di iPhone versi manapun. iPhone tidak memungkinkan kita menambah SIM Card maupun External Storage.

Pada jaman saya menggunakan Note 5, saya sudah menggunakan storage 64 GB + 256 GB = 320 GB. Sementara iPhone 6 Plus baru 128GB dengan harga selangit.

Ketiga: Audio Jack

Meskipun sekarang ini tidak menjadi fitur yang sangat penting, namun fitur 3.5mm audio jack tetap merupakan opsi yang lebih menarik daripada tidak ada. iPhone telah menghilangkan audio jack ini sejak iPhone 7, namun Samsung mempertahankannya.

Bagi beberapa pengguna yang sangat concern dengan effect wireless earphone, mereka lebih memilih menggunakan cable vs wireless earphone.

Keempat: Secure Folder

Fitur ini bagi saya sangat penting mengingat banyak dokumen2 rahasia perusahaan yang sering saya simpan di ponsel saya. Dengan adanya fitur ini, saya ‘merasa’ lebih aman karena tanpa password atau biometric, tidak ada yang dengan iseng membaca dokumen2 pribadi saya.

secure_folder

Secure Folder tidah hanya untuk document, tetapi juga camera, email, internet dll…

Fitur simple seperti ini tidak ditemukan di versi iPhone manapun.

Kelima: Samsung DEX

Fitur ini benar2 khusus untuk mereka yang masuk kategori power user, dan fitur ini sama sekali tidak bisa dilawan oleh iPhone. Bahkan mungkin terpikirpun tidak oleh team Apple, mungkin lhooooo… hehehe…

Bagi yang tidak tahu DEX Station, fitur ini memungkinkan Samsung dijadikan seolah-olah menjadi Personal Computer dengan menambahkan mouse dan keyboard, serta menampilkan keluarannya di layar lebar.

samsung_dex

samsung_dex_pad

Fitur ini sangat membantu jika kita HANYA ingin membawa satu device tanpa repot2 membawa laptop kesana kemari. Cukup membeli DEX Station atau DEX Pad…

Bagi penggemar game, fitur ini malah lebih menarik lagi. Saya yang sudah tobat bermain game, gara2 fitur ini jadi penasaran mencoba menancapkannya di tv layar lebar saya… dan saya melongo melihat hasilnya… mantappp benerr… amazingggg…

Untuk dipakai bekerja di kantor:

IMG_6258

IMG_6257

IMG_6256

IMG_6255

Atau untuk digunakan di rumah dengan LED TV 84″, tinggal tancap ke layar TV di rumah… Uenakkk kan… 🙂

20170921_101808

20170921_102016

20170921_102339

20170921_102401

20170921_102705

Ini kalau iseng mau digunakan bermain game…

IMG_0055

Mantap nggak pembaca… coba mana bisa iPhone melakukan ini… hihihi…

Tapi si nyinyir pasti akan menjawab… buat apa sih fitur gituan… emang kepake?

Lha kalau fitur ini gratis… why not… tull gak?

Keenam: Data Transfer

Memindahkan data dari dan ke Note atau mungkin lebih tepat ke Android, lebih mudah dan lebih banyak pilihan dibandingkan dengan dengan iPhone atau iOS.

Untuk meng-copy foto atau files dari iPhone atau iOS ke PC, satu2nya cara adalah melalui aplikasi iTunes yang sangat tidak user friendly (menurut saya ), kalau ke MacBook masih ada pilihan menggunakan AirDrop.

Sedangkan Note, selain menggunakan aplikasi sederhana Samsung Smart Switch yang jarang saya pakai, saya lebih sering menggunakan OTG USB C. Tinggal pilih di pasaran mau model seperti apa, tancepin SD atau Micro SD Card, terus tancep ke Note, maka langsung muncul external USB Disk di list device. Tinggal copy or cut paste, beres dah…

Namun tentu saja kemudahan ini mengakibatkan Note lebih rentan secara security dibandingkan iPhone. Baik dari kemungkinan pencurian data maupun kemungkinan terjangkit virus.

Ketujuh: S Pen

Di luar keenam hal tersebut di atas, tentu yang paling menentukan saya memilih Note adalah fitur S Pen ini. Lha kalau kita beli ponsel, harganya hampir sama, yang satu support Pen Stylus, yang satu tidak, kenapa kok gak milih yang ada fasilitas lebihnya, betul tidak?

Pertanyaannya, emang buat apa fitur ini? Buat gaya2an aja?

Nggak juga…

Saya bukan pelukis atau arsitek atau orang yang punya jiwa seni coret mencoret. Bagi kalangan ini, saya yakin Note akan saya bermanfaat jika tiba2 muncul ide2 selagi melamun :).

Namun kebutuhan coret2 tidak selalu berhubungan dengan karya seni kan? Kadang kita butuh secari kertas untuk menulis alamat, nomor telpun atau harga / type barang dlsb. Samsung dengan sangat innovative memungkinkan kita menulis di screen tanpa harus menghidupkan ponsel kita. Tinggal cabut S Pennya, langsung tulis di screen yang masih hitam itu, tanpa harus menekan tombol power dan menunggu layar terbuka. Langsung cabut S Pen nya, langsung tulis… Enak sekali.. innovative sekali.

Selain itu saya sangat terbantu jika mencoret2 dokumen, mencoret2 foto kalau lagi mau menunjukkan sesuatu, mencoret2 bukti transfer untuk menekankan jumlah yg saya kirim atau nomor rekening yang saya tuju dlsb dlsb…

Selain itu pada saat browsing atau membaca dokumen dan perlu terjemahan, tinggal kita block pakai S Pen, maka langsung muncul terjemahannya… so easy.

Belum lagi kalau iseng coret foto dlsb… :).

Kedelapan: Fitur lucu2an

Dulu saya sangat senang menunggu peluncuran product2 baru Apple, karena banya hal2 kecil yang dibuat Apple yang membuat pengguna suka. Namun sejak Stev meninggal, tidak lagi banyak hal2 lucu dan menyenangkan yang diluncurkan.

Ini salah satu contoh yang menarik dari Note, fitur untuk mencapture seluruh webpage… scrollll dari atas sampai bawah webpage… Fitur ini sering saya pakai kalau mau capture artikel di salah satu site yang menarik.

tempFileForShare_20180822-190328.jpgCoba kalau di iPhone gimana? Gak bisa kan? 🙂

 

Kemudian adalagi fitur menampilkan foto kita di layar ponsel meskipun tidak di power on… atau tentu foto2 lain kalau sudah bosan melihat foto sendiri… wkwkwk…

ScreenOff

Cakep yaaaa fotonya… eh idenya… xixixi…

Atau apalagi ya… banyak deh… 🙂

Jadi alasan2 itulah yang membuat saya jatuh cinta terhadap Note, demikian juga rasanya jutaan pengguna Note lainnya.

Lha terus… masa iPhone sama sekali gak ada bagus2nya??? Mungkin begitu teriak Apple Fanboy… 🙂

Sabar dulu ya… sabar…

Tentu saja iPhone juga punya banyak kelebihan.

Yang pertama: Konsistensi OS dan App

Pada saat awal saya menggunakan Note, saya sering ngomel2 karena banyak sekali perubahan2 yang dilakukan Samsung jika ada release baru. Perubahan itu tidak hanya pada aplikasi, namun di level yang lebih rendah yaitu OS nya.

Sering aplikasi yang sudah kita pakai di Note satu tiba2 hilang di Note lainnya. Atau fitur yang di menu OS sebelumnya ada, tiba2 hilang atau dipindah. Hal ini hampir tidak pernah terjadi di iOS.

Kemudian, pengalaman saya menjailbreak Note 7, benar2 membuat saya agak takut menggunakan aplikasi keuangan di Note. Sehingga semua mobile banking dan aplikasi keuangan lainnya saya pindah ke iPhone.

Hal ini terakhir ini bukan berarti saya mengatakan Note lebih rentan daripada iPhone, karena saya tidak membuktikannnya secara ilmiah. Ini hanya perasaan saja. Karena setelah berhasil menjailbreak itu saya sempat mengalami hal2 aneh dengan Note 7 saya, berulang kali Note 7 saya memaksa saya menghidupkan WiFi meskipun saya tidak sedang mengakses apa, dan saya pastikan semua aplikasi sedang off. Brrrrr…

Yang kedua: Battery

Saya rasa, kembali ini perasaan, tanpa pembuktian. Battery iPhone lebih irit daripada Note. Kecuali Note 7, maka hampir semua Note saya pasti perlu disuntik tambahan power di sore hari. Sedangkan iPhone pada umumnya baru saya charge setelah pulang kerja.

Yang ketiga: Camera

By default, selama ini camera yang lebih sering saya pakai adalah camera Note saya. Saya sering membaca di berbagai media, bahwa camera iPhone lebih bagus. Meskipun dibeberapa media lainnya menyebutkan sebaliknya.

Terus terang mata saya tidak bisa terlalu membedakan hasilnya, sampai kurang lebih dua bulan lalu. Menurut saya, hasil jepretan Note sedikit lebih cool (biru), sedangkan iPhone lebih warm (ke arah natural).

Coba pembaca bandingkan beberapa hasil jepretan di bawah ini. Kedua foto di bawah ini saya ambil menggunakan Note dan iPhone pada kondisi apa adanya, dan sbisa mungkin pada posisi yang sama.

Yang sebelah kiri adalah hasil jepretan Note, yang kanan adalah hasil jepretan iPhone.

Secara kasat mata (…mata saya…), saya kok sulit memilih mana yang lebih bagus ya… Menurut saya keduanya menghasilkan gambar yang bagus, kecuali kalau memang benar2 dibanding side by side dan diteliti benar2.

Namun dua bulan lalu ketika saya diminta istri saya memotret contoh kain gordyn untuk jendela kamar kami, dan kebetulan sinar di ruangan amat sangat minim, saya baru terkesima dengan hasil jepretan iPhone.

Jika pembaca perhatikan, tampak hasil jepretan Note 8 (sebelah kiri) kalah detail dengan iPhone X. Padahal saya sudah berulang kali mencoba mengambil foto dengan Note 8 karena saya harus mengirimkan foto ini melalui Whatsapp yang ada di Note 8 saya. Sedang kalau saya ambil pakai iPhone X, saya harus susah payah mentransfer ke Note 8 lagi. Namun tidak berhasil memperoleh hasil yang saya inginkan.

Hasil jepretan iPhone X (kanan) jauh lebih detail dan benar2 sama dengan aslinya.

Yang keempat: Facial Recognition & Fingerprints

Facial Recognition iPhone jauhhhh lebih superior daripada Note. Facial Recognition iPhone tetap bisa mengenali wajah kita pada kondisi gelap dan berkacamata. Note tidak bisa. Saya bahkan akhirnya lebih sering menggunakan Pattern ataupun FingerPrints daripada FR.

Namun sayang pemindahan sensor Fingerprints ke bagian belakang ponsel, menurut saya, sangat tidak mengenakkan. Pertama kalau kita lagi kerja dan meletakkan Note di meja, terus kita ingin mengaksesnya, kita harus mengangkatnya. Kedua, pada posisi kita sedang memegang ponsel juga sama tidak enaknya, karena posisinya persis di sebelah lensa camera dan berada di belakang ponsel, maka kita harus meraba2 dan membuat lensa menjadi kotor oleh bekas jari tangan kita.

Apalagi ya? 🙂

Oooo ini… kalay yang ini bukan merupakan fitur, tetapi lebih ke arah complain ke Team Marketing Samsung Indonesia, mudah2an ada yang membacanya.

Team Marketing Samsung Indonesia, seolah-olah tidak mengetahui pangsa pasar pengguna Note di Indonesia. Pertama adalah keputusan Samsung hanya memasarkan Galaxy Note 5 versi 32 GB di Indonesia, berbeda di negara lain, bahkan negara di negara tetangga kita Singapore dipasarkan 2 versi, 32GB dan 64GB.

Akibatnya banyak pengguna Note 5 marah2. Baru digunakan sebentar, memory full, malangnya lagi tidak ada slot untuk mengupgrade atau menambah external storage. Ini adalah Galaxu Note paling buruk menurut saya dan malangnya saya malah membantu Samsung memasarkannya. Saya hanya menggunakannya 3 hari untuk kemudian saya downgrade ke Note Edge.

Kedua, tahun ini untuk ketiga kali saya harus melakukan pre-order di Singapore karena di Indonesia out of stock. Dan yang out of stock pertama adalah yang versi lebih tinggi spesifikasinya. Contoh Note 9 versi 512GB sudah habis pukul 4 pagi hari pertama pre-order dibuka. Padahal di Singapore, yang dipasarkan hanya 512GB alias berlimpah-limpah.

Entah apa Marketing Samsung ingin mengatakan bahwa pengguna Note di Indonesia ini kelas dua atau bagaimana? Errgghhh menjengkelkan sekali… atau jumlah yang dijual di pre-order hanya 10 buah? Nggak tahu deh… seperti main2 aja…

Saya rasa itu saja yang saya rasakan menjadi kekurang Note dibandingkan dengan iPhone, paling tidak itu yang saya ingat. Namun tentu saja masih ada hal2 lain yang membuat iPhone menjadi salah satu ponsel terbaik dunia.

Ketiga anak saya, tidak ada satupun yang tertarik dengan Note :), bahkan hanya sekedar mencoba juga tidak tertarik. Semuanya pengguna iPhone, mereka merasa sangat comfortable dengan size iPhone yang kecil itu.

Yahhh itulah manusia… ada yang suka gede ada yang suka kecil… ada yang suka kemudahan ada yang suka ribet2… wkwkwk…

Semoga pendapat pribadi saya ini bisa menjadi jawaban bagi kedua teman2 saya yang ketika itu beradu argument :), dan menjadi masukan bagi yang sedang berencana membeli salah satu dari ponsel terbaik sejagad ini.

Mohon maaf jika banyak kekurangan di dalam pembanding kedua raja ponsel ini, sekali lagi ini adalah opini pribadi tanpa bermaksud mempromosikan salah satu product.

Fiuhhhh… akhirnya utang saya terbayar…

 

Salammmmm…

 

Guntur Gozali,

http://www.gunturgozali.com

Kebon Jeruk, Jakarta,

Minggu, 26 Agustus 2018, 14:30

 

[ad_2]

Source link

Next Post

Global Top 100 Brand Corporations - 2019 (European Brand Institute - Vienna)

[ad_1] European Brand Institute provides a Ranking of the top 100 most valuable brand corporations worldwide. The institute, which includes public and private companies in its annual listing, uses an in-house methodology to calculate value and rankings based on factors including market value, brand revenue and overall sales. Region:Global Ranking […]